Beranda | Artikel
Mentadaburi Firman Allah Taala (Surat An-Nisaa Ayat 56-57)
Minggu, 22 Oktober 2023

MENTADABURI FIRMAN ALLAH TA’ALA (SURAT AN-NISAA AYAT 56-57)

Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba’du:

Sesungguhnya Allah azza wa jalla menurunkan al-Qur’an yang agung ini supaya ditadaburi isinya lalu diamalkan kandungannya. Allah ta’ala menegaskan akan hal itu melalui firman-Nya:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ  [ محمد: 24]

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?. [Muhammad/47: 24].

Dan dalam rangka mengamalkan ayat mulia ini, maka pada halaqah kali ini kita akan membawakan dua ayat dari kitabullah lalu kita coba mentadaburi maknanya agar kita bisa mengambil pelajaran serta faidah darinya.

Yaitu  sebuah firman Allah Shubhanahu wa ta’ala dalam surat an-Nisaa:

 إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيهِمۡ نَارٗا كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم بَدَّلۡنَٰهُمۡ جُلُودًا غَيۡرَهَا لِيَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمٗا ٥٦ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ لَّهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَنُدۡخِلُهُمۡ ظِلّٗا ظَلِيلًا  [ النساء: 56-57]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman”.  [an-Nisaa’/4: 56-57].

Penjelasan ayat:
Didalam ayat pertama Allah ta’ala mengabarkan pada kita tentang balasan api neraka jahanam bagi orang yang mengingkari ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla serta menghalangi jalan -Nya. Allah ta’ala menegaskan dalam ayat -Nya ini:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيهِمۡ نَارٗ [ النساء: 56]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka”.  [an-Nisaa’/4: 56].

Maksudnya akan kami masukkan mereka kedalam neraka jahanam dalam keadaan terliputi oleh api, tanpa menyisakan celah bagi anggota tubuh mereka sedikitpun yang tidak terkena api neraka, hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla didalam ayat -Nya yang lain:

لَهُم مِّن فَوۡقِهِمۡ ظُلَلٞ مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحۡتِهِمۡ ظُلَلٞۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥۚ يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ  [ الزمر:16]

“Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba -Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada -Ku hai hamba-hamba -Ku”.  [az-Zumar/39: 16].

Lalu firman -Nya:

كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم  [ النساء: 56-57]

“Setiap kali kulit mereka hangus“. [an-Nisaa’: 56].

Maksudnya kulit mereka hangus terbakar secara sempurna tanpa menyisakan secuilpun, kemudian kami ganti dengan kulit yang baru selain kulit yang pertama supaya mereka merasakan betapa pedih dan kekalnya siksa neraka tersebut.

Sebagian ulama mengatakan: “Dan hikmah akan hal tersebut ialah dikarenakan kulit adalah indera perasa yang sangat peka terhadap rasa sakit, oleh karenanya apabila sudah terbakar agar rasa sakitnya tidak berhenti cukup sampai disitu, maka diganti kulit mereka yang sudah terbakar dengan kulit yang lain”.

Ulama tafsir yang lain mengatakan: “Sesungguhnya mereka berganti kulit dalam sehari atau satu jam beberapa kali, tujuannya adalah supaya mereka betul-betul merasakan siksaan tersebut”.[1]

Disebutkan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ضِرْسُ الْكَافِرِ أَوْ نَابُ الْكَافِرِ مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيرَةُ ثَلاَثٍ » [ أخرجه مسلم]

Gigi geraham orang kafir atau taringnya (besarnya) semisal gunung uhud, dan ketebalan kulitnya sejauh perjalanan tiga (hari)”. HR Muslim no: 2851.

Dalam hadits yang lain disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ضِرْسُ الْكَافِرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِثْلُ أُحُدٍ وَعَرْضُ جِلْدِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَفَخِذُهُ مِثْلُ وَرِقَانَ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ مِثْلُ مَا بَيْنِي وَبَيْنَ الرَّبَذَةِ » [ أخرجه أحمد]

Gigi geraham yang dimiliki orang kafir kelak pada hari kiamat besarnya semisal gunung uhud, sedangkan panjang ketebalan kulitnya sejauh tujuh puluh jengkal, pahanya semisal gunung besar, adapun tempat duduknya dia dineraka luasnya semisal kota Rabdzah“.[2] HR Ahmad dalam musnadnya  14/87 no: 8345. dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Nawawi menerangkan: ‘Ini semua bertujuan agar rasa sakit yang mereka rasakan lebih terasa sakit, dan hal ini bukan suatu yang mustahil, karena Allah ta’ala Maha mampu melakukan hal tersebut, oleh karenanya wajib bagi kita mengimani berita yang disampaikan oleh orang yang paling jujur perkataannya yaitu (Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam)”.[3]

Selanjutnya Allah Shubhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمٗ [ النساء: 56]

“Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [an-Nisaa’: 56].

Artinya tidak ada yang menghalangi Allah tabaraka wa ta’ala segala sesuatu yang di kehendaki -Nya. Dan Allah Maha Bijaksana terhadap apa yang diputuskan-Nya.

Kemudian manakala Allah ta’ala menyebutkan kisahnya orang-orang yang sengsara maka Allah menyebutkan kebalikan keadaan orang-orang tersebut yaitu orang-orang yang beruntung. Allah ta’ala melanjutnya firman -Nya:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗ  [ النساء: 57]

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya”.   [an-Nisaa’/4: 57].

Makananya bahwa orang-orang yang beriman dengan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dengan al-Qur’an, serta kitab-kitab suci lainnya yang diturunkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, serta mengimani adanya takdir yang baik maupun yang buruk, dan mentaati Rabbnya, maka kelak mereka akan dimasukan kedalam surga, yaitu kebun yang dipenuhi dengan pepohonan yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, ada sungai khamr, susu, air tawar, dan madu.

Dan firman -Nya: “Kekal mereka di dalamnya“. Artinya mereka tinggal didalam surga tanpa merasakan kematian tidak pula dikeluarkan darinya. Hal itu seperti yang Allah azza wa jalla firmankan dalam ayat -Nya:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡكَبِيرُ  [ البروج: 11]   

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah keberuntungan yang besar”.  [al-Buruuj/85: 11].

Kemudian Allah ta’ala berfirman:

لَّهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ [ النساء: 57]

“Mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci”.   [an-Nisaa’/4: 57].

Sebagian besar ulama tafsir mengatakan akan maksud ayat diatas: ‘Maksudnya seorang istri yang suci, dari haid, buang air kecil dan besar, nifas, ingus, ludah, dan segala sesuatu yang menjijikan dan mengotori seperti yang biasa dialami oleh para wanita yang ada didunia”.[4]

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » [ أخرجه البخاري]

Kalau seandainya wanita penduduk surga melongok ke dunia, tentu akan menerangi dunia dan langit, dan semerbak bau wanginya akan memenuhi keduanya. Dan sungguh penutup kepala yang dipakai olehnya itu lebih baik dari dunia dan seisinya“. HR Bukhari no: 2796.

Dalam hadits lain dijelaskan tentang nikmat ahli surga, sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا » [ أخرجه البخاري ومسلم]

Sesungguhnya seorang beriman kelak disurga akan mempunyai sebuah kemah, yang terbuat dari intan permata, panjangnya enam puluh mil, dan untuk seorang mukmin dirinya akan mendapat beberapa istri yang setiap harinya dia berkeliling untuk menggilirnya, dan satu sama lain tidak bisa melihat yang lainnya“. HR Bukhari no: 3242 , Muslim no: 2838.

Dalam sunan ad-Darimi disebutkan sebuah hadits dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الرَّجُلَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةِ رَجُلٍ فِي الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالشَّهْوَةِ وَالْجِمَاعِ » [ أخرجه الدارمي]

Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya. Sesungguhnya seorang dari penduduk surga akan diberi kekuatan seratus orang didalam makan, minum dan berhubungan badan“. HR Darimi 2/431 no: 2825. dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam al-Misykah 3/1567.

Kemudian Allah ta’ala berfirman:

وَنُدۡخِلُهُمۡ ظِلّٗا ظَلِيلًا  [ النساء: 57]

“Dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman”.  [an-Nisaa’/4: 57].

Allah Shubhanahu wa ta’ala dalam ayat yang mulia ini mensifati surga dengan sebuah tempat yang teduh lagi nyaman. Sedangkan dalam ayat yang lain disifati bahwa naungannya tidak pernah terputus,  sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan:

أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ  [ الرعد : 35] 

“Buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula)”.  [ar-Ra’du/13: 35].

Disebutkan pula kalau naungan surga itu terbentang luas, seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla firmankan dalam ayat yang lain:

وَظِلّٖ مَّمۡدُودٖ  [ الواقعة: 30]

“Dan naungan yang terbentang luas”. [al-Waaqi’ah/56: 30].

Dijelaskan pada kesempatan yang lain kalau naungan surga itu sangatlah banyak. Hal itu sebagaimana yang Allah ta’ala terangkan dalam ayat-Nya:

إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي ظِلَٰلٖ وَعُيُونٖ  [ المرسلات: 41]   

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air“. [al-Mursalaat/77: 41].

Pada kesempatan yang lain diterangkan bahwa dibawah naungan tersebut mereka tiduran bertelekan diatas dipan-dipan bersama istri-istrinya. Seperti yang digambarkan oleh Allah ta’ala dalam firman -Nya:

هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكِ‍ُٔونَ  [ يس: 56]

“Mereka dan isteri-isterinya berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan”. [Yaasin/36: 56].

Al-Araaik adalah jama’ dari arikah yang bermakna tempat tidur yang dihiasai dengan berbagai macam hiasan yang diperuntukan bagi  pasangan pengantin baru.

Sebaliknya Allah ta’ala menjelaskan bahwa naungan penduduk neraka itu sangat bertolak belakang dan kebalikan dari itu semua, Allah ta’ala berfirman:

ٱنطَلِقُوٓاْ إِلَىٰ مَا كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ ٢٩ ٱنطَلِقُوٓاْ إِلَىٰ ظِلّٖ ذِي ثَلَٰثِ شُعَبٖ ٣٠ لَّا ظَلِيلٖ وَلَا يُغۡنِي مِنَ ٱللَّهَبِ  [المرسلات: 29-31]

“(Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat): “Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang. Yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka”. [al-Mursalaat/77: 29-31].

Dalam ayat yang lain Allah azza wa jalla berfirman:

وَأَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ ٤١ فِي سَمُومٖ وَحَمِيمٖ ٤٢ وَظِلّٖ مِّن يَحۡمُومٖ ٤٣ لَّا بَارِدٖ وَلَا كَرِيمٍ [ الواقعة: 41-44]

“Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih. Dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan”.  [al-Waaqi’ah/56: 41-44].

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, yang sampai kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ فِي الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لَا يَقْطَعُهَا وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ} » [ أخرجه البخاري ومسلم]

Sesungguhnya disurga ada sebuah pohon yang naungannya seluas perjalanan seratus tahun ditempuh dengan naik kendaraan dan itu tidak habis, kalau sekirnya kalian mau bacalah firman Allah ta’ala:

وَظِلّٖ مَّمۡدُودٖ  [ الواقعة: 30]

“Dan naungan yang terbentang luas”.  (al-Waaqi’ah/56: 30). HR Bukhari no: 4881, Muslim no: 2827.

Akhirnya kita ucapkan segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta para sahabatnya.

[Disalin dari وقفات مع الآيات 56 – 57 من سورة النساء  Penulis : Syaikh  Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, Penerjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2013 – 1434]
______
Footnote
[1] Tafsir Ibnu Katsir  4/121-122.
[2] Wariqaan adalah sebuah gunung yang sangat besar yang letaknya berada di Tuhamah sebuah daerah antara Makah dan Madinah. Sedangkan ar-Rabdzah adalah kampung dari perkampungan Madinah, disanalah tempat meninggalnya seorang sahabat mulia yang bernama Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu.
[3] Syarh Shahih Muslim 6/186.
[4] Tafsir Ibnu Katsir  1/63.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/90769-mentadaburi-firman-allah-taala-surat-an-nisaa-ayat-56-57.html